Himpitan hidup membuat orang jadi kreatif mencari nafkah untuk keluarga. Seperti dilakukan Bang Jauk (37). Sehari-hari, pria asal Parung, Bogor, ini bekerja mencari ikan sapu sapu di sejumlah sungai di kawasan Bogor dan Tangeran Selatan.

Selasa pagi ini (5/11/2013) giliran dia menyambangi kali yang mengalir di sepanjang kompleks perumahan Bumi Serpong Damai (BSD) di kawasan Serpong, Tangerang Selatan.

Dalam sehari, Bang Jauk bisa mengumpulkan hingga 20 kg ikan sapu sapu. Ikan-ikan tersebut kemudian dia jual ke pasar ikan di Kota Bogor seharga Rp 20.000 per kg.

Dia menjual ikan ikannya ke Bogor tiga hari sekali. Hasil tangkapan dia kumpulkan dulu di rumah sampai jumlahnya dianggap cukup banyak.

Kadang, ikan hasil tangkapannya dibeli pengepul seharga Rp 12.000.

Dengan demikian dia bisa mengumpulkan uang Rp 400.000 per hari dipotong biaya makan dan bahan bakar. Dalam mencari ikan, dia memang naik motor, yang kemudian dia titipkan di tempat yang aman. Dia lalu berganti baju kerja, celana pendek dan kaus lengan panjang lalu mencebur ke sungai. Dalam mencari ikan, kecuali untuk istirahat, dia terus berada di sungai, menyusuri aliran air sampai ke ujung.

Bang Jauk sudah tiga tahun ini menekuni aktivitas berburu ikan sapu sapu. Dia biasa meninggalkan rumah untuk mencari ikan sapu sapu mulai pukul 06.00 WIB dan berakhir pukul 14.00 WIB. Peralatan yang dibawanya cukup sederhana. Sarung tangan, sepatu serta jaring kecil. Ikan sapu sapu biasa hidup di air keruh di kali-kali sampai selokan.

Biasanya mereka mendekam di lumpur atau di lubang lubang. Karena itu, untuk menangkapnya, jaring ikan tak selalu bisa diandalkan. Bang Jauk merogoh lubang lubang yang dia temukan di dasar sungai untuk menangkap ikan sapu sapu yang bersembunyi. Sekali tangkap, dia bisa mendapat dua ekor seukuran lengan anak-anak. Badan kotor, kulit dan rambut penuh lumpur sudah bagian dari risiko pekerjaannya.

Selain ikan sapu sapu, dia kadang mendapat tangkapan ikan jenis lain. Tak pernah ketemu ular di sungai? Dia bilang tidak pernah. Jika di daratan, di bahu sungai, dia sesekali memang ketemu. "Saya takut kalau ketemu ular," kata dia.

Senang bekerja beginian ya Bang? "Iya, dari nyari ikan ini saja saya bisa beli motor Ninja," ujar Bang Jauk yang  Tribun temui pagi ini tengah mencari sapu sapu di sungai kecil yang melintas di belakang Taman Kota BSD, persis di seberang Sekolah Al Azhar.

Ikan sapu sapu banyak dijauhi orang karena tulang badannya yang keras dan bentuknya yang tak menarik. Padahal, menurutnya, ikan ini tak beracun. Jadi, bisa dimakan. "Tinggal buang saja tulangnya, ambil daging di badannya dan siap dimasak," kata dia.
"Daging ikan ini bisa dibuat (masakan) apa saja. Dagingnya juga bisa dibuat baso," ungkapnya. (choirul arifin)


Penulis: Choirul Arifin
Editor: Gusti Sawabi
Comments
0 Comments
 
Top